MAKALAH
PENGELOLAAN SAMPAH DAN LIMBAH
DOMESTIC
DAN MEDIS
Disusun
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata
Kuliah Komunitas Keperawatan I
Dosen
Pembimbing : Galia Warda Alvita,S.kep.,Ns
Kelompok
II :
Disusun
Oleh :
1. Dewi
Nisrokhayana
2. Endah
Widyastuti
3. Farichahul
Maftuchah
4. Feline
Oktaviani E.P
5. Haryati
6. Indah
Ratnasari
7. Ifa
Susiana
PROGRAM
STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES
CENDEKIA UTAMA KUDUS
2012
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami ucapkan kepada Tuhan YME
yang telah memberikan rahmat,karunia,serta hidayah-Nya kepada kami.Sehingga
kami dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul “Pengelolaan sampah dan
limbah domestic dan medis” dengan sebaik-baiknya.
Karya
tulis ini kami susun untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai
definisi,jenis-jenisnya,bahaya dan cara pengelolaan sampah dan limbah domestic
dan medis.Disamping itu penulisan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Komunitas Keperawatan I di STIKES Cendekia Utama Kudus,prodi keperawatan
semester II
Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan,
terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun,
berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan
dengan cukup baik.Dalam penyusunan makalah ini banyak
pihak-pihak yang telah membantu di dalamnya.Oleh karena itu,pada kesempatan ini
penulis mengucapkan banyak terimakasih,kepada :
1. Bapak
dr.Muchtadi,M.Sc.,selaku ketua STIKES Cendekia Utama Kudus.
2. Ibu
Ns.Biyanti Dwi Winarsih,S.Kep., selaku ketua prodi keperawatan
3. Ibu
Ns.Galia Wardha A,S.Kep.,selaku dosen mata kuliah Komunitas Keperawatan I yang telah meluangkan waktunya baik di waktu
pelajaran maupun diluar pelajaran untuk membimbing penulis menyelesaikan makalah
ini.
4. Pihak-pihak
lain yang belum disebut namanya.
Kami sadar, sebagai seorang
mahasiswi yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih
banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, agar
penulisan makalah ini lebih baik lagi.Harapan kami, semoga makalah yang
sederhana ini, dapat memberi kesadaran tersendiri bagi masyarakat Indonesia
agar bisa mengelola sampah dan limbah disekitarnya demi kesehatan.
Kudus,Januari
2012
DAFTAR
ISI
HALAMANJUDUL................................................................................................... i
KATA
PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR
ISI ........................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan
Penulisan ...................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Definisi Sampah
dan Limbah .................................................................. 6
2.2 Dampak sampah dan limbah terhadap manusia dan
lingkungan ............ 9
BAB III PEMBAHASAN
3.1
Pengelolahan sampah domestik dan medis ........................................... 12
3.2 Pengelolahan limbah domestik dan medis.............................................. 18
BAB IV PENUTUP
4.1
Simpulan ................................................................................................ 24
4.2 Saran
...................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
limbah
atau sampah domestic dan medis merupakan
bahan buangan yang timbul karena adanya kehidupan manusia,masalah lingkungan
dan kesehatan masyarakat timbul di berbagai daerah,baik di perkotaan maupun di
pedesaan, karena limbah cair yang tidak di tangani sebagaimana semestinya. Di
berbagai tempat terjadi pencemaran di badan air, sungai atau telaga yang
menimbulkan kematian ikan yang hidup di dalamnya atau yang menyebabkan air
tidak dapat dikonsumsi manusia selayaknya dan bahkan menimbulkan berbagai
penyakit. misal saja penyakit kulit,dll.
Diberbagai
kota besar seperti Jakarta, semarang, Surabaya dan berbgai kota lain sering
terjadi banjir bila hujan tiba,karena system saluran pembuangan limbah dan air
hujan tidak berjalan semestinya. Hal ini terjadi akibat sumbatan, endapan
lumpur,kurang perawatan atau perencanaan
serta pelaksaanan pengelolaan yang tidak efisien. Limbah atau sampah yang tertahan atau tergenang di
suatu lokasi dalam waktu yang relative lama dapat menjadi sarang
perkembangbiakan nyamuk, vector penyakit malaria, demam berdarah,filarial,dsb.
Kotoran
manusia disebut dengan tinja. Tinja
merupakan bahan sisa dari proses sisa pencernaan makanan pada system
saluran pencernaan manusia.tinja merupakan bahan buangan yang sangat dihindari
oleh manusia untuk berkontak langsung karena sifatnya yang menimbulkan kesan
jijik pada setiap orang dan bau yang sangat menyengat.Sehingga menarik
perhatian para serangga,khususnya lalat,dan hewan lain seperti tikus,ayamdan
bebek,karena mengandung bahan-bahan yang dapat menjadi makanan hewan tersebut.
Pembungan
tinja manusia yang sembarangan akan meyebabkan pencemaran permukaan tanah serta air dalam tanah yang berpotensi menjadi
penyebab penularan berbagai penyakit pencernaan.
Berbagai
dampak negative pada kehidupan manusia dan lingkungan yang dapat di timbulkan
oleh tinja dan limbah cair telah mendorong berkembangnya ilmu pengetahuan dan
tekhnologi untuk melakukan pengelolaan limbah domestic maupun medis.hal ini
berarti penanganan limbah domestic maupun medis dilakukan dengan tekhnik dan
prosedur yang sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu sanitasi dan kesehatan
lingkungan.atas dasar itu dalam rangka pembangunan yang berwawasan lingkungan
serta berkesinambungan ilmu pengetahuan dan tekhnologi pembuangan limbah
domestic maupun medis perlu dimasyarakatkan ,baik dilingkungan pendidikan
maupun masyarakat umum,pengusaha industry,hotel,rumahsakit,kawasan
perdagangan,kawasan wisata,dsb.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Definisi
sampah dan limbah
Sampah
adalah semua barang/benda atau sisa
barang/benda yang sudah tidak berguna dan terbuang dari kegiatan
sehari-hari.jadi sampah merupakan produk buangan yang pada umumnya berbentuk
padat,dengan komposisi organic dan anorganik.sampah yang terkumpul dapat
menumpuk dan membusuk sehingga sangat mengganggu kesehatan,lingkungan serta
mempengaruhui mutu estetika.
Sedangkan
limbah adalah produk akhir yang berupa material buangan dari sebuah proses pencucian,
dekontaminasi atau proses metabolism tubuh , yang dapat berbentuk cairan atau
setengah padat.tidak berbeda dengan sampah, limbah juga dapat mengganggu
kesehatan,lingkungan serts mempengaruhi mutu estetika.
Sampah
dan Limbah dapat dibedakan Sebagai berikut :
1. Sampah
a. Sampah
domestik (Rumah Tangga)
Sampah yang dihasilkan
dari kegiatan kerumah tanggaan (House Keeping),perkantoran atau home industry,
rumah sakit seperti dari kantor/TU,dapur,gudang,rekam medis, dll.
Contoh: kertas,plastic,kaleng,sayur/buah
yang terbuang,daun,ranting,dll.
Jenis Sampah Domestik(Rumah Tangga)
1. Garbage
Yaitu sampah yang mudah lapuk atau
busuk. Misalnya : sisa dapur, sisa makanan,sisa sayuran,dan kulit buah.
2. Rubbish
Yaitu sampah yang tidak mudah lapuk atau
busuk karena sampah ini biasanya cukup kering dan sulit terurai oleh
mikroorganisme. Misalnya : kaleng,kaca,plastic,mika,kawat,kertas,kayu.
3. Ashes
Yaitu sejenis abu hasil dari proses
pembakaran seperti pembakaran kayu, batubara maupun abu dari hasil industry
4. Dead
Animal
Yaitu segala jenis bangkai yang membusuk
seperti bangkai kuda, sapi, kucing tikus dan lain-lain.
5. Street
Sweeping
Yaitu segala jenis sampah atau kotoran
yang berserakan di jalan karena perbuatan orang yang tidak bertanggungjawab.
6. Industrial
Waste
Yaitu benda-benda padat sisa dari
industry yang tidak tepakai atau dibuang. Missal industry kaleng dengan
potongan kaleng-kaleng yang tidak terolah.
b. Sampah
medis
Sampah sarana medis
habis pakai dan terbuang yang telah digunakan sebagai alat bantu dalam upaya
diagnosis dan pengobatan sesuai prosedur dan tindakan medis atau perawatan pada
klien.
Contoh: verban,kassa,plester,syringe/jarum
suntik,set infuse/infuse botol,kantung darah,sarung tangan/handscoon,dsb.
Sampah medis merupakan
benda/barang infeksius yang harus dikelola dengan baik dari mulai saat
pengumpulan,pengangkutan sampai proses pemusnahan, sehingga penyebaran mikroba
pathogen dapat di cegah.tempat asal sampah medis adalah semua unit pelayanan
medis yang ada.
Jenis sampah Medis
1. Sampah
Benda Tanjam.
Sampah benda tajam
adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol
yang dapat memotong atau menusuk kulit. Misalnya :
jarum hipodermik, perlengkapan
intervena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah. Selain itu meliputi
benda-benda tajam yang terbuang yang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan
tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radio aktif
2. Limbah
a. Limbah
domestik (Rumah Tangga)
Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur,
kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia.
Limbah merupakan buangan/bekas yang berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air
limbah terdapat bahan kimia sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia
tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit disentri,
tipus, kolera dsb.
b. Limbah
medis
Berdasarkan Depkes RI 1992 : limbah rumah sakit adalah semua hasil buangan dari suatu aktivitas yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan
kegiatan penunjang lainnya,seperti :
1) Kegiatan
mencuci piring,gelas,sendok yang telah digunakan klien.
2) Kegiatan
mencuci/laundry seperti linen/kain yang digunakan pasien dari kamar
operasi,kamar bersalin,ruang/bangsal menular,dsb.
3) Cairan
pembilasan/dekontaminasi instrument medis.
Jenis Limbah medis
1. Limbah
klinis medis
Limbah rumah sakit yang diperoleh dari
pasien sebagai hasil adanya proses patofisiologi penyakit dan berbagai tindakan
medis,seperti :
a) Sekreta,feses,urinedan
cairan hasil fungsi.
b) Cairan
dan makanan yang di muntahkan.
c) Cairan,darah,dan
sisa jaringan yang diperoleh dari kamar operasi,kamar bersalin,bedah mayat dan
laboratorium.
2. Limbah
patologi medis
Limbah rumah sakit yang berwujud
jaringan tubuh manusia (pasien) yang harus dipisahkan/di potong melalui
tindakan medis,seperti :
a) Potongan
ekstermitas melalui tindakan amputasi.
b) Jaringan
reseksi usus dan histerektomi.(jaringan reseksi usus adalah jaringan hasil
pembuangan sebagian usus )
c) Jaringan kanker,jaringan
nekrotomi,dsb.
3.
Limbah Infeksius.
Limbah infeksius meliputi
limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular
serta limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari
poliklinik, ruang perawatan dan ruang isolasi penyakit menular.
Yang termasuk limbah
jenis ini antara lain : sampah mikrobiologis, produk darah manusia, benda
tajam, bangkai binatang terkontaminasi, bagian tubuh, sprei, limbah raung
isolasi, limbah pembedahan, limbah unit dialisis dan peralatan terkontaminasi (
medical waste ).
4. Limbah
Citotoksik.
Limbah citotoksik
adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi dengan obat
citotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi citotoksik.
Limbah yang terdapat limbah citotoksik didalamnya harus dibakar dalam
incinerator dengan suhu diatas 1000oc
5. Limbah
Farmasi.
Limbah farmasi berasal
dari : obat-obatan kadaluwarsa, obat-obatan yang terbuang karena batch tidak
memenuhi spesifikasi atau telah terkontaminasi, obat-obatan yang terbuang atau
dikembalikan oleh pasien, obat-obatan yang sudah tidak dipakai lagi karena
tidak diperlukan dan limbah hasil produksi obat-obatan.
6. Limbah
Kimia.
Limbah kimia dihasilkan
dari penggunaan kimia dalam tindakan medis, vetenary, laboratorium, proses
sterilisasi dan riset. Limbah kimia juga meliputi limbah farmasi dan limbah
citotoksik
7. Limbah
Radio Aktif.
Limbah radioaktif
adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari
penggunaan medis atau riset radionucleida. Asal limbah ini antara lain dari
tindakan kedokteran nuklir, radioimmunoassay dan bakteriologis yang daapt
berupa padat, cair dan gas.
2.2
Dampak sampah
dan limbah terhadap Manusia dan lingkungan
1.
Dampak Sampah Terhadap
Manusia dan Lingkungan.
Sudah kita sadari bahwa
pencemaran lingkungan akibat perindustrian maupun rumah tangga sangat merugikan
manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui kegiatan
perindustrian dan teknologi diharapkan kualitas kehidupan dapat lebih
ditingkatkan. Namun seringkali peningkatan teknologi juga menyebabkan dampak
negatif yang tidak sedikit.
a.
Dampak terhadap
Kesehatan
Lokasi dan pengelolaan
sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang
seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit.
Potensi bahaya
kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
a) Penyakit
diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari
sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam
berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang
pengelolaan sampahnya kurang memadai.
b) Penyakit
jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
c) Penyakit
yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu
penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk
ke dalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa
makanan/sampah.
d) Sampah
beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal
akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal
dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan
akumulator.
b. Dampak
terhadap Lingkungan.
Cairan rembesan sampah
yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme
termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini
mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis.
Penguraian sampah yang
dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik,
seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi
dapat meledak.
c. Dampak
terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
a) Pengelolaan
sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi
masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran
dimana-mana.
b) Memberikan
dampak negatif terhadap kepariwisataan.
c) Pengelolaan
sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat.
Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk
mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja,
rendahnya produktivitas).
d) Pembuangan
sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak
bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.
e) Infrastruktur
lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti
tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan
sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di
jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan
diperbaiki.
2. Dampak
limbah
Pembuangan limbah yang
sembarangan dapat menimbulkan kontaminasi pada air, tanah atau menjadi sumber
infeksi dan akan mendatangkan bahaya bagi kesehatan karena penyakit yang
tergolong water borne diseases akan mudah terjangkit.
Ekskreta manusia merupakan sumber
infeksi dan merupakan penyebab utama terjadinya polusi lingkungan.
Bahaya terhadap
kesehatan yang dapat di timbulkan oleh pembuangan tinja yang tidak baik adalah
timbulnya polusi tanah ,polusi air dan kontaminasi terhadap makanan dan
berkembangnya lalat. Akibat pembuangan limbah yang sembarangan dapat
menimbulkan berbagai penyakit seperti :
tifoid, paratifoid,disentri,diare,kolera,hepatitis virus dan beberapa
penyakit infeksi gastrointestinal.
Penyakit ini tidak hanya menjadi masalah pada angka kesakitan, mortalitas dan
harapan hidup tetapi juga menjadi penghalang tercapainya kemajuan dalam bidang social dan ekonomi.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Pengolahan
Sampah Domestik dan Medis.
1. Pengolahan
Sampah Domestik (Rumah Tangga)
Tahapan Pengelolaan sampah yang dapat dilakukan
di lingkungan sekitar adalah:
a. Pencegahan
dan Pengurangan Sampah dari Sumbernya
Kegiatan ini dimulai
dengan kegiatan pemilahan atau pemisahan sampah organik dan anorganik dengan
menyediakan tempat sampah organik dan anorganik.
b. Pemanfaatan
Kembali
Kegiatan pemanfaatan sampah kembali,
terdiri atas:
1. Pemanfaatan sampah organik,
seperti composting
(pengomposan).Sampah yang mudah membusuk dapat diubah menjadi pupuk kompos yang
ramah lingkungan untuk menyuburkan tanaman.
Berdasarkan hasil,
penelitian diketahui bahwa dengan melakukan kegiatan composting sampah organik
yang komposisinya mencapai 70%, dapat direduksi hingga mencapai 25%.
2. Pemanfaatan
sampah anorganik, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pemanfaatan kembali
secara langsung, misalnya pembuatan kerajinan yang berbahan baku dari barang
bekas, atau kertas daur ulang. Sedangkan pemanfaatan kembali secara tidak
langsung, misalnya menjual barang bekas seperti kertas, plastik, kaleng, koran
bekas, botol, gelas dan botol air minum dalam kemasan.
c. Tempat Pembuangan Sampah Akhir
c. Tempat Pembuangan Sampah Akhir
Gbr.proses
pemilahan sampah untuk di kelola
Penjelasan gambar
- Pemilahan dilakukan sejak dari rumah tangga, yaitu dengan 3 kantong tempat sampah. Setiap rumah tangga memisahkan sampah sesuai jenisnya seperti sampah plastik, kertas dan kaca logam. Plastik sachet minuman, snack dan refill bisa didaur ulang menjadi kerajinan seperti tas, dompet, topi, tempat koran, dll.
- Sedangkan sampah organik rumah tangga dimasukkan dalam gentong/ drum komposter. Nantinya, sampah yang sudah menjadi kompos ini dapat dijual.
- Setelah sampah pemilahan di rumah penuh kemudian dibawa ke drum/ tong sampah sesuai jenisnya. Kemudian dari drum/ tong sampah tersebut nanti diangkut petugas dibawa ke TPS
- Di TPS, sampah yang sudah terkumpul disortir, packing dan dijual. Hasil penjualan untuk biaya operasional dan sisanya masuk kas kampung.
SAMPAH
PLASTIK
|
SAMPAH
KERTAS
|
LOGAM
& KACA
|
|
|
|
2. Pengolahan
Sampah Medis
Pengelolaan sampah medis akan memiliki
penerapan pelaksanaan yang berbeda-beda antar fasilitas-fasilitas kesehatan,
yang umumnya terdiri dari penimbulan, penampungan, pengangkutan, pengolahan dan
pembuangan.
a. Beberapa
hal perlu dipertimbangkan dalam merumuskan kebijakan kodifikasi dengan warna
yang menyangkut hal-hal berikut (Sundana, 2000) :
1. Penimbulan
( Pemisahan Dan Pengurangan )
a) Limbah
harus dipisahkan dari sumbernya
b) Semua limbah beresiko tinggi hendaknya diberi
label jelas untuk efisiensi biaya, petugas dan pembuangan.
c) Perlu
digunakan kantung plastik dengan warna-warna yang berbeda, yang menunjukkan ke
mana plastik harus diangkut untuk insinerasi atau dibuang.
2.
Penampungan
Penampungan sampah ini
wadah yang memiliki sifat kuat, tidak mudah bocor atau berlumut, terhindar dari
sobek atau pecah, mempunyai tutup dan tidak overload. Penampungan dalam
pengelolaan sampah medis dilakukan perlakuan standarisasi kantong dan kontainer
seperti dengan menggunakan kantong yang bermacam warna seperti telah ditetapkan
dalam Permenkes RI no. 986/Men.Kes/Per/1992 dimana kantong berwarna kuning
dengan lambang biohazard untuk sampah infeksius, kantong berwarna ungu dengan
simbol citotoksik untuk limbah citotoksik, kantong berwarna merah dengan simbol
radioaktif untuk limbah radioaktif dan kantong berwarna hitam dengan tulisan
“domestic.
3. Penyimpanan.
a) Kantung-kantung
dengan warna harus dibuang jika telah berisi 2/3 bagian. Kemudian diikat bagian
atasnya dan diberi label yang jelas
b) Kantung
harus diangkut dengan memegang lehernya, sehingga kalau dibawa mengayun
menjauhi badan, dan diletakkan di tempat-tempat tertentu untuk dikumpulkan
c) Petugas
pengumpul limbah harus memastikan kantung-kantung dengan warna yang samatelah
dijadikan satu dan dikirim ke tempat yang sesuai
d) Kantung
harus disimpan di kotak-kotak yang kedap terhadap kutu dan hewan perusak
sebelum diangkut ke tempat pembuangannya
4. Penanganan.
a) Kantung-kantung
dengan kode warna hanya boleh diangkut bila telah ditutup
b) Kantung
dipegang pada lehernya
c) Petugas harus mengenakan pakaian pelindung,
misalnya dengan memakai sarung tangan yang kuat dan pakaian terusan (overal),
pada waktu mengangkut kantong tersebut
d) Jika
terjadi kontaminasi diluar kantung diperlukan kantung baru yang bersih untuk
membungkus kantung baru yang kotor tersebut seisinya (double bagging)
e) Petugas
diharuskan melapor jika menemukan benda-benda tajam yang dapat mencederainya di
dalma kantung yang salah
Tidak ada seorang pun yang boleh memasukkan tangannya kedalam kantung limbah
Tidak ada seorang pun yang boleh memasukkan tangannya kedalam kantung limbah
4.
Pengangkutan.
Pengangkutan dibedakan
menjadi dua yaitu pengangkutan intenal dan eksternal. Pengangkutan internal
berawal dari titik penampungan awal ke tempat pembuangan atau ke incinerator
(pengolahan on-site). Dalam pengangkutan internal biasanya digunakan
kereta dorong sebagai yang sudah diberi label, dan dibersihkan secara berkala
serta petugas pelaksana dilengkapi dengan alat proteksi dan pakaian kerja
khusus.
Pengangkutan eksternal
yaitu pengangkutan sampah medis ketempat pembuangan di luar (off-site).
Pengangkutan eksternal memerlukan prosedur pelaksanaan yang tepat dan harus
dipatuhi petugas yang terlibat. Prosedur tersebut termasuk memenuhi peraturan angkutan
lokal. Sampah medis diangkut dalam kontainer khusus, harus kuat dan tidak
bocor.kendaraan yang digunakan untuk mengankut limbah tersebut sebaiknya
dikosongkan dan dibersihkan tiap hari, kalau perlu (misalnya bila ada kebocoran
kantung limbah) dibersihkan dengan menggunakan larutan klorin.
5. Pengolahan
dan Pembuangan.
Setelah dimanfaatkan
dengan kompaktor, limbah bukan klinik dapat dibuang ditempat penimbunan sampah
(land-fill site), limbah klinik harus dibakar (insinerasi), jika tidak mungkin
harus ditimbun dengan kapur dan ditanam limbah dapur sebaiknya dibuang pada hari
yang sama sehingga tidak sampai membusuk.
Jika fasilitas
insinerasi tidak tersedia, limbah klinik dapat ditimbun dengan kapur dan
ditanam. Langkah-langkah pengapuran (liming) tersebut meliputi yang berikut
(Djoko, 2001) :
a. Menggali
lubang, dengan kedalaman sekitar 2,5 meter.
b. Tebarkan
limbah klinik didasar lubang sampai setinggi 75 cm.
c. Tambahkan
lapisan kapur.
d. Lapisan
limbah yang ditimbun lapisan kapur masih bisa ditambahkan sampai ketinggian 0,5
meter dibawah permukaan tanah.
e. Akhirnya
lubang tersebut harus dituutup dengan tanah.
KEGIATAN
|
PRODUKSI
LIMBAH
|
Perawatan
|
Alat suntik , tabung infus , kasa,
kateter, sarung tangan, masker , bungkus/botol
obat, dlsb
|
Bedah
|
Alat suntik , tabung infus , kasa, kateter, sarung tangan, masker , bungkus/botol obat ,
pisau bedah, jaringan tubuh, kantong darah
|
Laboratorium
|
Alat suntik , pot sputum, pot
urine/faeces, reagent, chemicals, kaca slide
|
Poliklinik
|
Alat suntik , tabung infus , kasa,
kateter, sarung tangan, masker , bungkus/botol obat, dlsb
|
Farmasi
|
Dos, botol obat
plastik/kaca, bungkus plastik, kertas,
obat kedaluarsa, sisa obat.
|
Radiologi
|
Cartrige film, film,
sarung tangan , kertas, plastik .
|
IGD
|
Alat suntik , tabung infus , kasa, kateter, sarung tangan, masker , bungkus/botol obat, dlsb
|
Dapur
|
Sisa bahan makanan
(sayur, daging, tulang, bulu,dlsb), sisa makanan, kertas, plastik bungkus
|
Laundry
|
Kantong plastik
|
Kantor
|
Sisa bahan makanan
(sayur, daging, tulang, bulu,dlsb), sisa makanan, kertas, plastik bungkus
|
KM / WC
|
Pembalut, sabun,
odol
|
Keterangan :
Incinerator
|
|
Needle Pit/ Needle Cruisher
|
|
Incenerator / Dijual Kembali
|
Proses pengolahan sampah medis
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar alat pengolahan sampah medis
a. Needle Crusher
b. S 512 -
Mini Incinerator
c. needle pit
3.2 Pengolahan
Limbah Domestik dan Medis
1. Pengolahan Limbah Domestik (Rumah Tangga)
Jenis-Jenis
pengelolaan air limbah
a. Septictank
System septictank
sebenarnya adalah sumur rembesan atau sumur kotoran. Septic tank merupakan sitem
sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari kloset, bak penampungan kotoran
cair dan padat, bak resapan, serta pipa pelepasan air bersih dan udara.
Proses Air Limbah dari Wc sampai Kembali lagi
kedalam tanah
Limbah dari WC melalui saluran masuk ke
septictank untuk di endapkan dan di saring.kemudian dialirkan ke Drain Field
sehingga bisa masuk kedalam air tanah.
b. Sumur
resapan
Sumur Resapan Air
merupakan rekayasa teknik konversi air yang berupa bangunan yang di buat
sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu
yang digunakan sebagai tempat penampung air hujaan diatas atap rumah dan
meresapkanya ke dalam tanah Konstruksi Sumur Resapan (SRA) merupakan alternatif
pilihan dalam mengatasi banjir dan menurunya permukaan air tanah pada kawasan
perumahan, karena dengan pertimbangan :
1. Pembuatan
konstruksi SRA tidak memerlukan biaya besar.
2. Tidak memerlukan biaya besar
3. Bentuk Konstruksi SRA Sederhana
Manfaat pembangunan Sumur Resapan Air antara
lain :
1. Mengurangi aliran permukaan dan
mencegah terjadinya genangan air, sehingga mengurangi terjadinya banjir dan
erosi.
2. Mempertahankan tinggi muka air tanah
dan menambah persediaan air
3. mencegah menurunnya lahan sebagai
akibat pengambilan air tanah yang berlebihan.
2. Pengolahan
Limbah Medis
a.
Point
penting dalam pengelolaan limbah medis adalah sterilisasi, kemudian pengurangan
(reduce) dalam volume, penggunaan kembali (reuse) dengan
sterilisasi, daur ulang (recycle), dan pengolahan (treatment).
b. Sebelum
diolah, limbah medis harus dipisahkan berdasarkan potensi bahaya yang
ditimbulkan.
c. Adapun
tahap pengolahan limbah medis antara lain :
1. Pemisahan
2. Penyimpanan
3. Pengangkutan
4. Penanganan
5. Pembuangan
Pemisahan dan
Penyimpanan Limbah Medis
Limbah medis yang akan dibuang
dipisahkan menggunakan kantong plastik berwarna yang berlabel. Berikut adalah
contoh warna kantong menurut DepKes RI :
a. Kantong
hitam : limbah umum
b. Kantong
kuning : limbah yang harus diinsinerasi
c. Kantong
kuning strip hitam : limbah yang sebaiknya diinsinerasi, tetapi dapat dibuang
ke landfill
d. Kantong
biru muda : limbah yang harus disterilisasi
e. Limbah
infectious dan patologis dipisahkan tersendiri.
Kedua jenis limbah ini harus disterilisasi terlebih dahulu.
f. Limbah
yang dapat didaur ulang termasuk dalam kategori limbah umum.
Pengangkutan
Limbah Medis
a.
Limbah medis
diangkut dengan kontainer tertutup.
Untuk keamanan, pengangkutan limbah radioaktif sebaiknya dipisahkan
dengan limbah kimia yang bersifat reaktif, mudah terbakar, korosif.
b. Alat
pengangkutan harus dirawat dan dibersihkan secara rutin untuk mencegah adanya
limbah yang tercecer akibat pengangkutan dan mengurangi resiko kecelakaan saat
pengiriman limbah.
Penanganan
Limbah Medis
a.
Limbah umum yang
dapat didaur ulang dapat langsung dibawa ke tempat pengumpul limbah daur ulang.
b. Limbah
radioaktif biasanya dapat disimpan terlebih dahulu sampai masa aktifnya
terlampaui.
c. Limbah
kimia yang tidak berbahaya dapat dibuang ke dalam saluran pembuangan air,
contoh : limbah asam amino, gula,
ion-ion anorganik (Ca,K, Mg, I, Cl, F dll)
d. Limbah
kimia berbahaya dapat didaur ulang dengan distilasi, ekstraksi,
elektrolisis
e. Limbah
yang tidak dapat didaur ulang akan dibakar (insinerasi)
f. Wadah
bertekanan dapat dibuang ke dalam landfill, maupun didaur ulang.
Sterilisasi
limbah dengan rotoclave
Skema
Alternatif Reuse & Recycle Limbah Medis
Adapun cara lain dalam penangan limbah medis
a. Ozonisasi Limbah cair rumah sakit.
Limbah cair yang
berasal dari berbagai kegiatan laboratorium, dapur, laundry, toilet, dan lain
sebagainya dikumpulkan pada sebuah kolam equalisasi lalu dipompakan ke tangki
reaktor untuk dicampurkan dengan gas ozon. Gas ozon yang masuk dalam tangki
reaktor bereaksi mengoksidasi senyawa organik dan membunuh bakteri patogen pada
limbah cair (Harper, 1986).
Limbah cair yang sudah
teroksidasi kemudian dialirkan ke tangki koagulasi untuk dicampurkan koagulan.
Lantas proses sedimentasi pada tangki berikutnya. Pada proses ini, polutan
mikro, logam berat dan lain-lain sisa hasil proses oksidasi dalam tangki
reaktor dapat diendapkan (Harper, 1986).
Selanjutnya dilakukan
proses penyaringan pada tangki filtrasi. Pada tangki ini terjadi proses
adsorpsi, yaitu proses penyerapan zat-zat pollutan yang terlewatkan pada proses
koagulasi. Zat-zat polutan akan dihilangkan permukaan karbon aktif. Apabila
seluruh permukaan karbon aktif ini sudah jenuh, atau tidak mampu lagi menyerap
maka proses penyerapan akan berhenti, dan pada saat ini karbon aktif harus
diganti dengan karbon aktif baru atau didaur ulang dengan cara dicuci. Air yang
keluar dari filter karbon aktif untuk selanjutnya dapat dibuang dengan aman ke
sungai (Harper, 1986).
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Sampah
domestik yang berupa anorganik yang dibiarkan berserakan akan menyebabkan
banjir sedangkan sampah organik yang dibiarkan saja tanpa diolah akan
menimbulkan aroma yang tidak sedap dan mengundang binatang penyebab penyakit
datang.
2. Sampah
medis yang dibuang sembarangan tanpa dikelola
akan membantu penyebaran mikroba pathogen.
3. Sampah
medis yang berupa benda tajam yang tidak dibuang pada tempatnya akan
mengakibatkan dampak negative apabila terinjak atau tertusuk orang.
4. Dalam air limbah domestik terdapat
bahan kimia sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat
memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera
5. Limbah
medis sangat berbahaya bagi masyarakat karena berdampak negatif untuk kesehatan maupun lingkungan.
6. Pengelolaan
limbah rumah sakit yang tidak baik akan memicu resiko terjadinya kecelakaan
kerja dan penularan penyakit dari pasien ke pasien yang lain maupun ke
masyarakat pengunjung rumah sakit.
4.2 Saran
1. Sebaiknya
warga masyarakat diberi penyuluhan tentang cara pengelolaan sampah
domestik agar bisa dimanfaatkan misalnya
tentang pembuatan kompos yang sangat berguna untuk tanaman.
2. Sebaiknya
sampah domestik dapat dikelola dengan baik agar tidak menyebabkan banyak
masalah seperti banjir,kumuh dan penyakit.
3. Seharusnya
disediakan tempat khusus untuk pembuangan sampah medis untuk mencegah
penyebaran mikroba pathogen.
4. Pengelolaan
sampah medis berupa benda tajam harus dimusnahkan dengan alat khusus agar tidak
membahayakan orang lain.
5. Pengelolaan
prasarana air limbah domestik perlu di tingkatkan dengan cara merubah perilaku
dan meningkatkan pemahaman terhadap pentingnya pengelolaan air limbah domestik.
6. Penkes tentang pengelolaan air limbah medis
sangat perlu ditingkatkan agar risiko kecelakaan
kerja,penularan penyakit dan pencemaran lingkungan sekitar dapat di cegah.
7. Sebelum ditangani
limbah medis dan limbah nonmedis harus dipisahkan terlebih dahulu untuk
menghindari pencampuran antara limbah medis dan nonmedis.
DAFTAR
PUSTAKA
Darmadi.2008.Injeksi Nosokomial Problematika dan
Pengendalianya.Jakarta,Salemba Medika.
Diana.2007.”SampahdanPengolahan”,(Online),
(http://anafio.multiply.com/reviews/item/3?&show_interstitial=1&u=%2Freviews%2Fitem/,diakses
24 April 2012 ).
Rachmad
Revanz.2011.”Limbah Rumah Sakit dan Jenis-jenisnya”, (Online), (http://rachmadrevanz.com/2011/limbah-rumah-sakit-dan-jenis-jenisnya.html/,diakses
24 April 2012).
Maria
Roosmawarty.2010.”Dampak buruk limbah rumah sakit bagi lingkunan di
sekitarnya”, (Online), (http://mariaroosmawarty.blogspot.com/2011/01/dampak-buruk-limbah-rumah-sakit-bagi.html/,diakses
24 April 2012).
Candra Budiman.2009.Ilmu Kedokteran dan Pencegahan
Komunitas.Jakarta,EGC.